Tanggal/Tempat : 2 Mei 2012 D3.103
Waktu : 16.00 WIB
Materi : Ekonomi Mikro Islam
Pemateri : Heri Pratikto, Dosen
Manajemen FE-UM kepala lab bank sayariah FE-UM
Notulis : pamela
Hingga akhir
tahun 2011 terdapat:
11 Bank Umum Syariah
23 Bank Unit Usaha Syariah
3 Asuransi jiwa Syariah
1 Asuransi kerugian syariah
17 Asuransi Jiwa punya
cabang syriah
20 Asuransi kerugian punya
cabang syariah
3 Reasuransi syariah
Pasar modal: 52 reksadana
syariah, 15 perusahaan pembiayaan syariah
Kebutuhan SDI Perbankan Syariah
Tahun 2010 BI menargetkan aset perbankan syariah Rp 97
trilyun sampai Nopember 2009 tercapai 63,4 trilyun
Dengan jumlah tersebut perbankan syariah
mampu menyerap 25 ribu SDI sehingga untuk mencapai 97 trilyun masih dibutuhkan
7.000 SDI
Jumlah diatas belum termasuk kebutuhan SDI asuransi
islami dan industri keuangan mikro islami
Tingkat dunia, kebutuhan SDI 50.000 orang, sementara
tiap tahun rata-rata membutuhkan 5.000 orang
Karakteristik
EKIS yg Membedakan dengan Eko. Konvensional
Dialektika Nilai-nilai spiritualisme dan Materialisme
Kebebasan berekonomi dalam islam sangat dimungkinkan
dan tidak menafika intervensi pemerintah
Dalam Islam terdapat dualisme kepemilikan: Allah dan
manusia sebagai derivatifnya
Dalam EKIS menjaga kemaslahatan individu dan bersama
Rancang Bangun
EKISPrinsip Utama:
Teori Ekonomi Islam: Tauhid,
Adil, Nubuwah, khilafah, Ma’ad
Prinsip-prinsip Sistem EKIS:
multi type Ownership, freedom to act, social justice
Perilaku dalam bisnis:
akhlaqul karimah
Prinsip turunan:
Maslahah dan falah
(al-amwal)
Ukhuwah (persaudaraan)
Kebebasan dan tanggungjawab
(hurriyah – masuliyah)
Metodologi EKIS
Terdapat perbedaan kebenaran
agama dengan ilmiah, maka muncul dua Problema Utama:
Bagaimana menempatkan wayu Allah dalam pembentukan
ilmu pengetahuan. Kebenaran wahyu bersifat dogmatis, sedang kebenaran ilmu
pengetahuan bersifat verifikatif
Bagaimana menempatkan kbenaran rasional dan fakta
empiris dalam kerangka metodologi ilmu pengetahuan yang islami
Pandangan Ahli terkait metodologi EKISSumber utama
pengetahuan: Al-Qur’an, As-Sunna, berikutnya Ijtihad jika keduanya tidak
mengatur. Metode induksi akan menghasilkan kesimpulan lebih operasional, yg merupakan elaborasi Al Qur’an dan As-Sunah
( Mashudul’alam Chouwdhury).
Sumber EKIS: Al-Qur’an, As-Sunnah, Hukum Islam dan
Yurisprodensinya, sejarah peradaban umat islam, dan data terkait kehidupan
ekonomi (Fahim Khan)
3 kerangka: Presumption and ideas (Qur’an, Hadist),
nature of value judgement (konsep utilitas dalam islam), positive part of
economics science (realita ekonomi dan konsep islam bisa diturunkan dalam
kondisi nyata dan riil) (Muh. Anas Zarqa)
Konsep kepemilikan dalam IslamMenurut An Nabhani:
Hak miliki individu, hak miliki umum, hak milik negara
Menurut Sakr : private ownership, public ownership dan
state ownership, waqaf (voluntary sector)
Lima sebab kepemilikan sumberdaya ekonomi (NabhanI):
Bekerja (al’amal), warisan, kebutuhan harta untuk
menyambung hidup, pemberian harta negara kepada rakyat, dan harta diperoleh
tanpa mengeluarkan harta dan tenaga apapun.
Teori Rasionalitas Pilihan IslamiAksioma rasionalitas:
Semua aktivitas ekonomi pasti mengandung risiko, shg
keputusan ekonomi diuaty dalam kondisi ketidak pastian dan rasionalitas yang
terbatas.
Homo islamicus:
Mencari keuntungan dengan kendala moral dan religi
serta pengawasan sosial
Seorang konsumen dikatan rasional dalam islam, jika:
Melakukan konsumsi bersifat pertengahan,
Melakukan konsumsi barang kebutuhan dunia- akhirat
Keranjang konsumsi barang halal-thoyyib
Tdk menimbun harta, namun membelanjakan unt investasi
produktif.
Perilaku Konsumsi IslamiNorma Konsumsi dalam Islam
Prinsip Keadilan
Prinsip Kebersihan
Prinsip Kesederhanaan
Prinsip Kepemurahan hati
Prinsip Moralitas
Utility versus Maslahah
Rasional dan maslahah, maslahah individu akan selalu
konsisten dg maslahah sosial.
Tingkat kebutuhan
Maslahah = Manfaat + Berkah (M = F + B)
Berkah =
Manfaat x pahala (B= F βi p); M = F (1 + βi p)
Teori Permintaan IslamiPermintaan
pasar adalah akumulasi seluruh permintaan individual
Faktor yang mempengaruhi
permintaan: Harga barang (x), Harga barang lain (y), selera (T), Pendapatan
(I), ekspektasi (E) dan faktor non ekonomi.
Permintaan islami
dipengaruhi: harga barang yang diminta, harga barang lain substitusi dan
komplementer barang yang diminta, pendapatan yang dimiliki, selera thd jenis
barang yg diminta, tingkat keimanan, dengan rumus:
Qdi = f (Px,Py,I,T,A)
Pembentuk kurva permintaan Islami Barang halal (diperbolehkan), dibedakan:
Al Haajat (needs) sebatas kebutuhan dasar agar tetap
sehat, permintaan bersifat kurva inelastis sempurna
Ar-rogbhat (wants) sesuai kebutuhan yg lebih baik dan
tidak berlebihan, sifat kurva permintaan inelastis
Hedonistik materialistic, permintaa inelastis sempurna
berhimpitan dg sumbu harga (P), artinya tidak ada yg diminta krn bersifat
kemewahan dan kesombongan
Ibadah, dimana permintaannya semakin besar seiring
tingkat keimanan, sehingga tingkat kecondongan (slope positif antara iman terhadap jumlah barang diminta
Barang haram, Tidak darurat,permintaan
Barang haram, maka pada dasarnya tidak boleh (permintaan
nol), tapi dapat diperinci:
Tidak
darurat, maka permintaan inelastis sempurna berhimpitan dengan subu harga (P),
artinya tidak ada yg diminta
Darurat,
dimana permintaan berupa titik (demand point0 sesuai kadar kebutuhan untuk
hidup, tidak berlebihan, secara fitrah tidak menyukainya.
Dampak barang haram:
Merusak agama, ibadah tidak khusyu’, akhlak rusak,
perpecahan umat, tdk sehat, hina-nista, eko rusak.
Teori Produksi IslamiNilai Tauhid dalam produksi
meliputi:
Aktivitas produksi adalah ibadah, krn perintah Allah
Aktualisasi sebagai khalifah dan pemakmur bumi
Bekerja mencari nafkah untuk keluarga adalah jihad fii
sabilillah
Memproduksi merupakan wujud syukur atas nikmat
Kegiatan produksi tidak boleh menghasilkan barang yang
haram: khamar, daging babi, perjudian, riba, prostitusi, dsb.
Prinsip Produksi Islami
Tidak memproduksi barang/jasa yg bertentangan dg
maqashid syariah, yaitu menjaga iman, eturunan, jiwa, akal, dan harta
Prioritas produksi sesuai prioritas kebutuhan
Kegiatan produksi memperhatikan: keadilan, sosial
kemasyarakatan, kewajiban zakat, sedekah, infaq, wakaf
Mengelola SDA secara optimal, tidak boros, tidak berlebihan dan
merusak lingkungan
Distribusi keuntungan yang adil antara pemilik, pengelola,
manajemen dan karyawan
Analisis Biaya dan Penerimaan Islami Konsep biaya
Islami
Konsep Revenue,
Profit Sharing
Konsep Profit
dan Loss Sharing
Bunga dalam Eko. KonvensionalBiaya bunga akan menambah
beban fixed cost karena sifatnya tetap
Berapapun jumlah output yang diproduksi, bunga tetap
harus dibayar
Keberadaan bunga akan menyebabkan kenaikan total cost
(TC) menjadi TC1 dan menambah jumlah output titik BEP dari Q1 menjadi Q2
Hubungan Biaya dan Revenue

Revenue Sharing
Revenue sharing adalah mekanisme bagi hasil dimana
seluruh biaya produksi ditanggung produsen sementara pemilik modal sama sekali
tidak menanggung biaya tersebut.
Dalam sistem ini yg berubah adalah garis TR yg akan
berputar earah jarum jam dg sumbu putar di titik o (origin).
Besar kecilnya putaran tergantung nisbah bagi hasil
kpd pemilik modal sesuai yg disepakati.
Maksimum perputaran TR adalah mencapai sumbu
horizontal x
Total Revenue dan Total Revenue Sharing

Total
Revenue dan Total Profit Sharing

Pengaruh Zakat terhadap Profit

Tidak ada komentar:
Posting Komentar