Sabtu, 22 Desember 2012

Ekonomi Mikro Islam




Tanggal/Tempat          : 2 Mei 2012 D3.103
Waktu                        : 16.00 WIB
Materi                          : Ekonomi Mikro Islam
Pemateri                      : Heri Pratikto, Dosen Manajemen FE-UM kepala lab bank sayariah FE-UM
Notulis                         : pamela

Hingga akhir tahun 2011 terdapat:
   11 Bank Umum Syariah
  23 Bank Unit Usaha Syariah
  3 Asuransi jiwa Syariah
  1 Asuransi kerugian syariah
  17 Asuransi Jiwa punya cabang syriah
  20 Asuransi kerugian punya cabang syariah
  3 Reasuransi syariah
  Pasar modal: 52 reksadana syariah, 15 perusahaan pembiayaan syariah
Kebutuhan SDI Perbankan Syariah
  Tahun 2010 BI menargetkan aset perbankan syariah Rp 97 trilyun sampai Nopember 2009 tercapai 63,4 trilyun
  Dengan jumlah tersebut perbankan syariah mampu menyerap 25 ribu SDI sehingga untuk mencapai 97 trilyun masih dibutuhkan 7.000 SDI
  Jumlah diatas belum termasuk kebutuhan SDI asuransi islami dan industri keuangan mikro islami
  Tingkat dunia, kebutuhan SDI 50.000 orang, sementara tiap tahun rata-rata membutuhkan 5.000 orang
Karakteristik EKIS yg Membedakan dengan Eko. Konvensional
  Dialektika Nilai-nilai spiritualisme dan Materialisme
  Kebebasan berekonomi dalam islam sangat dimungkinkan dan tidak menafika intervensi pemerintah
  Dalam Islam terdapat dualisme kepemilikan: Allah dan manusia sebagai derivatifnya
  Dalam EKIS menjaga kemaslahatan individu dan bersama
Rancang Bangun EKISPrinsip Utama:
  Teori Ekonomi Islam: Tauhid, Adil, Nubuwah, khilafah, Ma’ad
  Prinsip-prinsip Sistem EKIS: multi type Ownership, freedom to act, social justice
  Perilaku dalam bisnis: akhlaqul karimah
Prinsip turunan:
  Maslahah dan falah (al-amwal)
  Ukhuwah (persaudaraan)
  Kebebasan dan tanggungjawab (hurriyah – masuliyah)
Metodologi EKIS
Terdapat perbedaan kebenaran agama dengan ilmiah, maka muncul dua Problema Utama:
  Bagaimana menempatkan wayu Allah dalam pembentukan ilmu pengetahuan. Kebenaran wahyu bersifat dogmatis, sedang kebenaran ilmu pengetahuan bersifat verifikatif
  Bagaimana menempatkan kbenaran rasional dan fakta empiris dalam kerangka metodologi ilmu pengetahuan yang islami
  Pandangan Ahli terkait metodologi EKISSumber utama pengetahuan: Al-Qur’an, As-Sunna, berikutnya Ijtihad jika keduanya tidak mengatur. Metode induksi akan menghasilkan kesimpulan lebih operasional,  yg merupakan elaborasi Al Qur’an dan As-Sunah ( Mashudul’alam Chouwdhury).
  Sumber EKIS: Al-Qur’an, As-Sunnah, Hukum Islam dan Yurisprodensinya, sejarah peradaban umat islam, dan data terkait kehidupan ekonomi (Fahim Khan)
  3 kerangka: Presumption and ideas (Qur’an, Hadist), nature of value judgement (konsep utilitas dalam islam), positive part of economics science (realita ekonomi dan konsep islam bisa diturunkan dalam kondisi nyata dan riil) (Muh. Anas Zarqa)
Konsep kepemilikan dalam IslamMenurut An Nabhani:
  Hak miliki individu, hak miliki umum, hak milik negara
  Menurut Sakr : private ownership, public ownership dan state ownership, waqaf (voluntary sector)
Lima sebab kepemilikan sumberdaya ekonomi (NabhanI):
  Bekerja (al’amal), warisan, kebutuhan harta untuk menyambung hidup, pemberian harta negara kepada rakyat, dan harta diperoleh tanpa mengeluarkan harta dan tenaga apapun.
  Teori Rasionalitas Pilihan IslamiAksioma rasionalitas:
  Semua aktivitas ekonomi pasti mengandung risiko, shg keputusan ekonomi diuaty dalam kondisi ketidak pastian dan rasionalitas yang terbatas.
  Homo islamicus:
  Mencari keuntungan dengan kendala moral dan religi serta pengawasan sosial
  Seorang konsumen dikatan rasional dalam islam, jika:
  Melakukan konsumsi bersifat pertengahan,
  Melakukan konsumsi barang kebutuhan dunia- akhirat
  Keranjang konsumsi barang halal-thoyyib
  Tdk menimbun harta, namun membelanjakan unt investasi produktif.
  Perilaku Konsumsi IslamiNorma Konsumsi dalam Islam
  Prinsip Keadilan
  Prinsip Kebersihan
  Prinsip Kesederhanaan
  Prinsip Kepemurahan hati
  Prinsip Moralitas
  Utility versus Maslahah
  Rasional dan maslahah, maslahah individu akan selalu konsisten dg maslahah sosial.
  Tingkat kebutuhan
  Maslahah = Manfaat + Berkah (M = F + B)
  Berkah =  Manfaat x pahala (B= F βi p); M = F (1 + βi p)
  Teori Permintaan IslamiPermintaan pasar adalah akumulasi seluruh permintaan individual
  Faktor yang mempengaruhi permintaan: Harga barang (x), Harga barang lain (y), selera (T), Pendapatan (I), ekspektasi (E) dan faktor non ekonomi.
  Permintaan islami dipengaruhi: harga barang yang diminta, harga barang lain substitusi dan komplementer barang yang diminta, pendapatan yang dimiliki, selera thd jenis barang yg diminta, tingkat keimanan, dengan rumus:
Qdi = f (Px,Py,I,T,A)
Pembentuk kurva permintaan Islami Barang halal (diperbolehkan), dibedakan:
  Al Haajat (needs) sebatas kebutuhan dasar agar tetap sehat, permintaan bersifat kurva inelastis sempurna
  Ar-rogbhat (wants) sesuai kebutuhan yg lebih baik dan tidak berlebihan, sifat kurva permintaan inelastis
  Hedonistik materialistic, permintaa inelastis sempurna berhimpitan dg sumbu harga (P), artinya tidak ada yg diminta krn bersifat kemewahan dan kesombongan
  Ibadah, dimana permintaannya semakin besar seiring tingkat keimanan, sehingga tingkat kecondongan (slope positif antara iman terhadap jumlah barang diminta
  Barang haram, Tidak darurat,permintaan
  Barang haram, maka pada dasarnya tidak boleh (permintaan nol), tapi dapat diperinci:
Tidak darurat, maka permintaan inelastis sempurna berhimpitan dengan subu harga (P), artinya tidak ada yg diminta
Darurat, dimana permintaan berupa titik (demand point0 sesuai kadar kebutuhan untuk hidup, tidak berlebihan, secara fitrah tidak menyukainya.
  Dampak barang haram:
  Merusak agama, ibadah tidak khusyu’, akhlak rusak, perpecahan umat, tdk sehat, hina-nista, eko rusak.
Teori Produksi IslamiNilai Tauhid dalam produksi meliputi:
   Aktivitas produksi adalah ibadah, krn perintah Allah
   Aktualisasi sebagai khalifah dan pemakmur bumi
   Bekerja mencari nafkah untuk keluarga adalah jihad fii sabilillah
   Memproduksi merupakan wujud syukur atas nikmat
   Kegiatan produksi tidak boleh menghasilkan barang yang haram: khamar, daging babi, perjudian, riba, prostitusi, dsb.
Prinsip Produksi Islami
  Tidak memproduksi barang/jasa yg bertentangan dg maqashid syariah, yaitu menjaga iman, eturunan, jiwa, akal, dan harta
  Prioritas produksi sesuai prioritas kebutuhan
  Kegiatan produksi memperhatikan: keadilan, sosial kemasyarakatan, kewajiban zakat, sedekah, infaq, wakaf
  Mengelola SDA secara optimal, tidak boros, tidak berlebihan dan merusak lingkungan
  Distribusi keuntungan yang adil antara pemilik, pengelola, manajemen dan karyawan
Analisis Biaya dan Penerimaan Islami Konsep biaya Islami
   Konsep Revenue, Profit Sharing
   Konsep Profit dan Loss Sharing
  Bunga dalam Eko. KonvensionalBiaya bunga akan menambah beban fixed cost karena sifatnya tetap
  Berapapun jumlah output yang diproduksi, bunga tetap harus dibayar
  Keberadaan bunga akan menyebabkan kenaikan total cost (TC) menjadi TC1 dan menambah jumlah output titik BEP dari Q1 menjadi Q2
Hubungan Biaya dan Revenue
Revenue Sharing
  Revenue sharing adalah mekanisme bagi hasil dimana seluruh biaya produksi ditanggung produsen sementara pemilik modal sama sekali tidak menanggung biaya tersebut.
  Dalam sistem ini yg berubah adalah garis TR yg akan berputar earah jarum jam dg sumbu putar di titik o (origin).
  Besar kecilnya putaran tergantung nisbah bagi hasil kpd pemilik modal sesuai yg disepakati.
  Maksimum perputaran TR adalah mencapai sumbu horizontal x
Total Revenue dan Total Revenue Sharing
Total Revenue dan Total Profit Sharing
Pengaruh Zakat terhadap Profit


Tidak ada komentar:

Posting Komentar